Pagi-pagi sudah turun hujan dengan lebat, bikin secangkir kopi susu langsung nyalakan laptop dan buka google, eh yang muncul halaman paling utama Google Doodle hari ini, 15 April 2016 menghadirkan gambar seseorang pria memakai dasi dengan pernak pernik alat elektro yang membuat huruf Google, saat cursor di tujukan ke gambar pria itu, jadi bakal nampak text “Hari Lahir Samaun Samadikun ke-85”.
Heeem...Siapakah Samaun Samadikun ? hingga mesin pencari paling besar
didunia saja memperingati hari lahirnya?
Samaun Samadikun dikenal sebagai Ayah Mikroelektronika
Indonesia yang mempunyai harapan untuk jadikan kota Bandung sebagai “Kota Chip”
di Indonesia. Ia lahir di Magetan, Jawa Timur 15 April 1931.
Samaun Samadikun |
Diambil dari laman wikipedia. Samaun Samadikun di kenal
sebagai seseorang profil dosen ITB serta pendidik yang begitu menonjol sebagai
teladan. Tampilan lahiriahnya begitu simpel serta bersahaja tanpa ada kurangi
wibawa serta kehormatannya.
Samaun Samadikun meniti pendidikan Jurusan Tehnik Elektro di
ITB (Institut Tehnologi Bandung) pada awal th. 1950-an serta lulus sebagai
insinyur. Ia lalu peroleh gelar M. Sc. pada tahu 1957 serta Ph. D. pada th.
1971 di bagian tehnik elektro dari Kampus Stanford di Amerika Serikat. Ia juga
peroleh Postgraduate Diploma bagian Nuclear Engineering dari Queen Mary, Kampus
London (1960). Di Kampus Stanford pada th. 1975, berbarengan K. D Wise, Prof.
Samaun membuat paten, US Patent No 3, 888, 708 yang bertopik, “Method for
forming regions of predetermined in silicon”.
Samaun Samadikun termasuk juga gelombang pertama mahasiswa
senior bangsa Indonesia yang diambil sebagai dosen ITB. Saat itu th. 1957, ia
mulai jadi Dosen di ITB untuk Jurusan tehnik Elektro. Saat itu berlangsung
pergolakan pada pemerintah indonesia dengan Belanda berkaitan dengan Irian
Barat, hal itu bikin pendidikan di ITB terganggu serta kekosongan saff
pengajar.
Ia memperoleh penghargaan “The 1998 Award of the Association
of South Eastern Asian Nations (ASEAN) ” atas dedikasinya pada dunia ilmu dan
pengetahuan. Ia juga memperoleh penghargaan Adhikara Rekayasa th. 1984 serta
medali Pengabdi Ilmiah Nasional th. 1978 dari pemerintah Indonesia.
Diluar itu, Samaun Samadikun juga yaitu Anggota MPR untuk
periode 1987-1992 sebagai utusan Kelompok serta menjabat sebagai ketua Instansi
Pengetahuan Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahu 1989-1995. Ia juga populer dengan
karya puisinya yang berjudul Petani Silikon, satu puisi yang melukiskan
mengenai elektro.
Samaun Samadikun juga ikut menulis banyak publikasi ilmiah
nasional ataupun internasional dalam bagian tunnel diodes, instrumentasi
nuklir, fabrikasi IC, daya, industri elektronika, serta pendidikan dan editor
buku Mikroelektronika.
Samaun Samadikun wafat di umur 75 th. pada tanggal 15
November 2006, jenazahnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata,
Jakarta.
Post a Comment